Selasa, 22 April 2008

PEMBAGIAN JaTaH CinTa!!!

Ketika kita mencintai sesuatu, apakah kita telah memikirkannya matang-
matang tentang kelayakan cinta itu.. Atau hanya sekedar pemuasan
nafsu yang hadir dari hati kita? Konsekuensi apa yang telah kita
persiapkan untuk itu? Pembuktian macam apa yang telah kita buktikan
untuk meyakinkan hal itu?

Sesungguhnya, konsekuensi dari pengucapan kata-kata cinta itu sangat
berat. Ia harus rela memberikan semua yang ia miliki demi cintanya.
Segala kemampuan yang dimiliki harus ia kerahkan untuk membantu
cintanya. Seperti sang Arjuna itu, lho! Yang rela menyeberangi
lautan, mendaki gunung demi cintanya.

Ada seorang ikhwah yang katanya, mencintai Allah dan RasulNya. Tapi
perilaku yang ia hadirkan dalam dirinya tidak mencerminkan itu.
Ternyata ada cinta lain yang hadir di hatinya. Ya, cinta kepada
seorang akhwat yang melenakannya, sehingga apa pun yang terjadi,
cintanya itu harus ia dapatkan. Sampai-sampai rela 'menggantung' sang
akhwat dalam status yang tidak jelas.

Ia tidak lagi memedulikan hak dari cinta lain yang ada di hatinya.

Ia telah mengenyampingkan cinta kepadaNya demi cinta kepadanya.

Ia lebih rela Dia marah, dari pada dia marah.

Ia lebih suka pujiannya dibanding pujianNya.

Sesungguhnya yang buta itu bukan cintanya, tapi nafsunya. Cinta masih
punya mata, hati, dan akal yang sehat. Tetapi nafsu, sering kali
datangnya dari syaitan.

Bagaimana mungkin satu hati bisa dibagi menjadi dua bagian. Kekasih
mana yang rela jika pujaan hatinya mencintai orang lain ketimbang
dirinya. Kekasih mana yang tidak cemburu ketika belahan jiwanya
tengah memikirkan orang lain.

Cinta seperti apa yang telah kita persembahkan buat Sang Pemilik
Cinta. Setelah dibagi kepada orang tua, saudara, sahabat, dan 'pujaan
hati'. Berapa sisa cinta yang kita punya buatNya.

Apakah kita sanggup memanage begitu banyak komitmen yang ada di hati
kita? Tapi bukan berarti kita tidak boleh mencintai sesuatu yang lain
kecuali Dia. Melainkan bagaimana cara kita menempatkan porsi yang
tepat untuk cinta-cinta tersebut.

Ikhwan wa akhwat fillah...
Ingat bagaimana kecintaan Abdullah bin Abu Bakar As-Siddiq r.a.
kepada istrinya yang sampai mengenyampingkan kecintaannya kepada
Allah swt. Maka ia rela menceraikan istrinya demi mendapatkan kembali
cintaNya.

Juga kisah syahidah Sumayyah yang dengan rela melihat keluarganya
disiksa dan sanggup menebus dirinya dengan jalan syahid demi yang
dicintainya, yaitu Allah swt.

Sekarang, coba tanyakan pada diri antum, siapa yang paling layak
antum sekalian cintai? Dan siapa yang paling layak untuk mendapatkan
porsi terbesar dari cinta antum.
Selamat mencintai...
Wallahu'alam bish showab

2 komentar:

bianglala mengatakan...

Cinta adalah misteri, misteri berarti Alam gaib, alam gaib di antaranya ada hantu, dedemit, gandruwo, dan jin-jin. Huuuuuhhh....Takuuuuttt!!!!!

Anonim mengatakan...

oyyyy mbak nisa...
tambah cantik aja tiap hari
masih ingat saya ga?
awas lo lupa
tak jitak
hehheheh